Menyusui bukan hanya tentang proses biologis. Lebih dari itu, menyusui adalah pengalaman emosional dan psikologis yang dalam. Namun, sayangnya banyak ibu menyusui yang harus berjuang dengan beban mental dan emosional yang sering kali terabaikan. Nah, kamu nggak sendiri kalau merasa overwhelmed, cemas, atau lelah secara emosional saat menyusui. Faktanya, kondisi psikologis seorang ibu sangat berpengaruh terhadap kelancaran produksi ASI. Yuk, kita kupas tuntas!
Stres, kecemasan, dan tekanan emosional bisa secara langsung memengaruhi hormon penting dalam proses menyusui, yaitu oksitosin dan prolaktin. Oksitosin bertanggung jawab atas refleks pengeluaran ASI (let down reflex), sementara prolaktin berperan dalam produksi ASI.
Saat ibu mengalami stres berkepanjangan, produksi hormon kortisol meningkat. Kortisol inilah yang kemudian bisa menghambat kerja oksitosin. Akibatnya, ASI tidak keluar lancar, padahal payudara sudah penuh. Ini bisa menyebabkan frustasi pada ibu dan bayi, dan menciptakan siklus stres yang berulang.
🔗 Referensi: WHO – Mental Health and Maternal Well-being
Apa sih yang dimaksud dengan beban mental atau “mental load”?
Mental load adalah segala hal yang harus dipikirkan oleh ibu, mulai dari jadwal menyusui, kapan memompa, berapa banyak stok ASI, kesehatan bayi, hingga pekerjaan rumah tangga. Semua itu berkumpul di kepala dan menciptakan tekanan luar biasa.
Beberapa contoh beban mental ibu menyusui:
Takut ASI tidak cukup untuk bayi
Merasa bersalah kalau harus memberikan sufor
Kecemasan saat bayi menangis terus-menerus
Tantangan menyusui sambil bekerja atau lembur
Kurangnya dukungan dari pasangan atau keluarga
Di sinilah pentingnya kesadaran kolektif—bahwa menyusui adalah tugas bersama, bukan hanya ibu.
Menurut WHO, sekitar 10% wanita hamil dan 13% wanita setelah melahirkan mengalami gangguan kesehatan mental, terutama depresi. Di negara berkembang seperti Indonesia, angkanya bisa lebih tinggi.
“Maternal mental health is a public health priority,” tulis WHO dalam situs resminya di sini.
WHO juga menegaskan bahwa layanan kesehatan ibu dan anak harus mencakup perhatian terhadap kesejahteraan mental, bukan hanya fisik. Karena, ibu yang sehat secara mental akan lebih mampu menyusui dengan baik, membentuk ikatan emosional dengan bayi, dan memberikan perawatan optimal.
Tidak semua stres itu buruk. Tapi kalau mulai mengganggu aktivitas sehari-hari, itu bisa jadi pertanda kamu butuh istirahat atau bantuan.
Beberapa tanda kamu mungkin butuh recharge:
Mudah marah atau tersinggung
Menangis tanpa sebab yang jelas
Merasa gagal jadi ibu
Tidak menikmati momen menyusui
Sulit tidur meski kelelahan
Hilang nafsu makan atau justru makan berlebihan
Merasa sendirian dan tidak dimengerti
Kalau kamu mengalami tanda-tanda di atas, please ingat: kamu nggak sendiri, dan kamu layak mendapat dukungan.
Kamu bisa melakukan beberapa langkah berikut untuk menjaga agar mental tetap stabil selama masa menyusui:
Jangan paksa diri menjadi “ibu sempurna.” Buat jadwal harian yang fleksibel dan realistis. Sertakan waktu istirahat, waktu tidur yang cukup, dan waktu me-time meski hanya 15 menit.
Dukungan dari suami, keluarga, dan teman sangat penting. Jangan ragu minta tolong. Suami bisa bantu bersih-bersih rumah, gendong bayi sebentar, atau sekadar mendengarkan curhatan.
Baca juga: Pentingnya Dukungan Suami dalam Perjalanan Menyusui
Coba latihan pernapasan, meditasi ringan, journaling, atau mendengarkan musik tenang saat menyusui. Ini membantu menurunkan ketegangan, dan membuat proses menyusui lebih rileks.
Komunitas bisa jadi tempat curhat, berbagi tips, dan merasa lebih “waras.” Banyak komunitas menyusui online di Instagram, Telegram, dan Facebook.
Ketika mental drop, produksi ASI bisa ikut menurun. Mengonsumsi booster ASI berbahan alami seperti katuk, kelor, dan fenugreek bisa jadi solusi pendamping yang aman.
Cek produk Royalacta ASI Booster – mengandung herbal pilihan yang bantu lancarkan ASI secara alami tanpa efek samping.
Sinta (28), Ibu satu anak di Jakarta:
“Waktu awal-awal menyusui, aku sering nangis tengah malam. Bayi nggak mau nyusu, aku stress, suami juga bingung harus gimana. Tapi akhirnya kami belajar bareng, dan aku coba mulai rutin journaling. Perlahan, aku bisa lebih sabar dan ASI mulai lancar lagi.”
Devi (31), Ibu bekerja:
“Tantangan terberatku justru bukan soal ASI-nya, tapi tekanan kerja. Aku jadi gampang emosi, nggak tenang. Akhirnya aku minta cuti lebih panjang dan mulai pakai ASI booster alami. Ternyata itu bantu banget. Sekarang tiap pumping, aku sambil dengerin musik santai.”
Kalau beban mental sudah terasa terlalu berat, jangan ragu untuk berkonsultasi ke psikolog atau konselor laktasi. Apalagi kalau kamu mengalami:
Pikiran negatif terhadap diri sendiri atau bayi
Perasaan tidak berharga
Ingin menyakiti diri sendiri
Tidak ada motivasi untuk bangun dari tempat tidur
Lebih baik mencegah daripada menunggu sampai burnout total.
Di beberapa puskesmas dan rumah sakit, layanan konseling ibu menyusui kini sudah tersedia, bahkan bisa gratis.
Ingat ya, merawat diri sendiri itu bukan berarti kamu egois. Justru kamu harus well-filled dulu sebelum bisa well-fed bayi kamu.
Beberapa bentuk self-care yang bisa kamu coba:
Tidur siang saat bayi tidur
Mandi air hangat dengan aroma terapi
Menonton film kesukaan
Menulis di jurnal
Menikmati camilan sehat tanpa gangguan
Aktivitas | Tujuan | Frekuensi |
---|---|---|
Journaling | Mengelola emosi | 1x sehari |
Teknik napas dalam | Redakan stres | Saat menyusui |
Dukungan pasangan | Ringankan beban | Setiap hari |
Komunitas ibu menyusui | Dukungan emosional | 1x seminggu |
Konsumsi booster ASI herbal | Stabilkan produksi ASI | 2x sehari |
Menyusui memang bukan perkara mudah, apalagi ketika dibarengi dengan beban mental yang berat. Tapi kamu nggak sendirian, dan banyak cara untuk menjaga kesehatan mentalmu. Mulai dari mengatur waktu, memperkuat support system, hingga konsumsi herbal booster seperti Royalacta ASI Booster, semuanya bisa bantu kamu tetap kuat dan terus menyusui dengan tenang.
Ingat, kamu bukan sekadar ibu. Kamu adalah pusat dunia kecil yang sedang kamu besarkan. 💖
Kalau kamu merasa artikel ini relate, kamu bisa bagikan ke sesama ibu menyusui atau simpan untuk dibaca ulang kapan pun butuh semangat baru. Jangan lupa kunjungi royalacta.id untuk artikel seputar ASI, booster alami, dan dukungan menyusui lainnya.