Royalacta

Bagaimana Menghadapi Rasa Bersalah Saat ASI Tidak Cukup

 

Pernah merasa gagal karena ASI kamu nggak keluar banyak? Atau merasa bersalah saat harus campur sufor karena produksi ASI seret? Tenang, kamu nggak sendiri.

Banyak ibu menyusui pernah mengalami perasaan ini. Merasa “kurang” jadi ibu karena nggak bisa kasih ASI eksklusif. Tapi… apakah rasa bersalah itu harus kamu pikul terus?

Dalam artikel ini, kita bahas kenapa rasa bersalah saat ASI tidak cukup itu muncul, apakah wajar, bagaimana menghadapinya, dan solusi apa yang bisa dilakukan. Yuk, kita kupas tuntas — sambil menguatkan hati.


1. Rasa Bersalah Ibu Menyusui Itu Nyata

Fenomena “mom guilt” atau rasa bersalah menjadi ibu sudah diakui secara global. Apalagi soal menyusui. Ekspektasi sosial yang tinggi, informasi di media sosial, dan tekanan keluarga bisa bikin ibu merasa gagal saat ASI tidak sesuai harapan.

WHO memang menyarankan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan, tapi mereka juga menekankan pentingnya dukungan menyeluruh untuk ibu, termasuk secara mental【WHO: https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/infant-and-young-child-feeding】.


2. Mengapa ASI Bisa Tidak Cukup?

Ada banyak faktor yang memengaruhi jumlah ASI:

  • Produksi hormon prolaktin terganggu karena stres

  • Ibu kelelahan dan kurang tidur

  • Teknik pelekatan bayi kurang optimal

  • Jadwal menyusui tidak rutin

  • Gizi ibu tidak tercukupi

  • Riwayat operasi payudara

  • Kondisi medis tertentu seperti anemia atau PCOS

Jadi, kurangnya ASI bukan semata-mata “kesalahan” ibu.


3. Bahaya Rasa Bersalah yang Terlalu Dalam

Kalau dibiarkan, rasa bersalah bisa memicu:

  • Kecemasan berlebihan

  • Gangguan tidur

  • Baby blues bahkan depresi postpartum

  • Menghindari menyusui karena stres

  • Renggangnya hubungan dengan pasangan atau bayi

Menurut studi dari The Lancet, gangguan mental ibu menyusui berdampak signifikan pada pertumbuhan dan perkembangan bayi【https://www.thelancet.com/series/maternal-mental-health-2023】.


4. Validasi Emosi Dulu, Bukan Langsung Solusi

Sebelum buru-buru mencari booster atau menyalahkan diri, coba katakan pada diri sendiri:

“Aku sedang melakukan yang terbaik.”

Karena memang kamu sedang berjuang, dan itu saja sudah cukup hebat.

Beberapa hal yang bisa kamu lakukan:

  • Ceritakan perasaanmu ke pasangan, sahabat, atau komunitas ibu

  • Tulis perasaan di jurnal

  • Hindari membandingkan diri dengan ibu lain di medsos


5. Gagal ASI Eksklusif Bukan Berarti Gagal Menjadi Ibu

Yup. Karena menjadi ibu bukan cuma tentang ASI.

  • Bayi juga butuh pelukan dan kehangatan

  • Butuh senyuman dan tatapan penuh cinta

  • Butuh ibu yang waras, bukan sempurna

Seperti yang ditekankan oleh UNICEF: menyusui perlu didukung, bukan dibebani. Jika tidak bisa menyusui, dukungan dan pemahaman lebih penting daripada menyalahkan.


6. Cara Menghadapi dan Mengatasi Rasa Bersalah

✅ a. Fokus pada Hal yang Bisa Dikendalikan

Yang bisa kamu lakukan:

  • Cek pelekatan bayi

  • Perbaiki pola makan dan hidrasi

  • Jadwalkan istirahat walau sebentar

  • Coba booster alami yang terjangkau dan aman

Yang TIDAK bisa kamu kendalikan:

  • Komentar orang

  • Perbandingan dengan ibu lain

  • Kondisi medis yang sudah terjadi


✅ b. Dapatkan Informasi dari Sumber Terpercaya

Jangan mudah panik karena membaca testimoni random di medsos. Fokus pada informasi dari:

  • Konselor laktasi

  • Dokter anak

  • Website terpercaya (WHO, IDAI, royalacta.id)

Cek juga artikel-artikel bergizi seputar ASI di Royalacta


✅ c. Coba Booster ASI Alami (Kalau Perlu)

Kalau kamu ingin meningkatkan produksi ASI, bisa coba booster dari bahan herbal alami:

  • Daun katuk: galaktagog alami

  • Daun kelor: tinggi zat besi & vitamin A

  • Fenugreek: digunakan luas secara global

Kamu bisa membuat sendiri atau konsumsi booster siap pakai seperti Royalacta ASI Booster, yang diformulasikan khusus untuk ibu menyusui di Indonesia.


✅ d. Bangun Support System

  • Libatkan pasangan: minta dukungan emosional, bukan cuma bantuan fisik

  • Gabung komunitas ibu menyusui

  • Cari mentor menyusui (bidan, konselor, teman senior)

Dengan dukungan, kamu akan merasa “cukup” — bahkan saat ASI belum maksimal.


7. Alternatif Kombinasi: ASI + Sufor? Boleh Kok

Beberapa ibu merasa gagal saat harus menambah sufor. Padahal, kombinasi ASI dan sufor tetap bisa jadi solusi baik. Kunci utamanya: tetap menyusui secara langsung agar produksi tetap terjaga.

💡 Tips:

  • Prioritaskan menyusui dulu, baru sufor

  • Pilih sufor yang sesuai dengan anjuran dokter

  • Jangan merasa bersalah — kamu tetap memberi yang terbaik


8. Testimoni Ibu yang Mengalami Rasa Bersalah

“Waktu anak pertama, ASI-ku cuma keluar sedikit. Rasanya sakit hati tiap kali harus kasih sufor. Tapi akhirnya aku sadar, anakku tetap sehat, tetap dekat denganku. Sekarang aku ibu dua anak dan sudah berdamai.”
— Nina, 30 tahun, Tangerang


9. Tanda-Tanda Rasa Bersalah Sudah Terlalu Berat

Segera cari bantuan profesional bila kamu merasa:

  • Menangis hampir setiap hari

  • Menolak menyusui karena merasa gagal

  • Merasa tidak pantas jadi ibu

  • Hilang semangat menjalani hari

Konsultasi ke psikolog atau konselor menyusui bukan tanda kelemahan, tapi bentuk cinta pada diri sendiri dan bayi.


10. Menjadi Ibu yang Bahagia = ASI Lebih Lancar

Faktanya, hormon menyusui seperti oksitosin akan lebih aktif saat ibu tenang dan bahagia. Jadi, bukan booster atau pompa paling mahal yang paling penting, tapi hati yang tenang dan tubuh yang cukup istirahat.